“Klik, klik dan
klik . . .
Aktivitas yang
selalu menemaniku setiap hari. Aku sudah terbiasa menerpa layar laptopku di
kala malam. Berkutat dengan cuap-cuap dan curhatan errorku dalam keheningan.
Aku suka sekali bercerita, meluangkan waktu untuk menulis di blog yang sudah
dua tahun terakhir menjadi bagian dari hidupku. Beberapa minggu belakangan aku
merasa berbeda, tak ada gairah sedikitpun untuk mengurusi tulisan-tulisan yang
masih terkurung dalam draft di blogku. Entahlah, rasanya aku belum bergairah
untuk meneruskannya. Rasanya belum ada cahaya yang membuka semangat ini,
padahal namaku sendiri berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah cahaya.
Tapi akupun masih bisa merasa kehilangan cahaya. Huhh..
Ohya seharian ini
aku memikirkan tentang keabadian. Sempat merenung beberapa saat, apa saja yang
abadi dalam dunia ini. Hmmm… tapi tak kunjung ku temukan satupun jawaban. Kelak
jika keabadian itu memang ada, aku sangat ingin membuktikannya. Tunjukkan
kepadaku Tuhan, sesuatu yang mungkin bisa dikatakan abadi, apapun itu. Karna
aku percaya abadi itu ada karna dirimu-MU pun selalu ada”
***
Tahun ajaran baru,
begitu siapnya beberapa individu untuk menampung cerita baru. Tak terkecuali
Athan, seorang pria berlesung pipi yang sedang merasakan kegembiraannya setelah
lolos ujian masuk salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Bali.
“Alhamdulillah,
udah bisa lega. Gak ada yang sia-sia kalo kita mau berusaha”, kalimat pertama
selepas ia sholat maghrib.
Malam itu ia
terlarut, masih tak rela untuk melepas rasa bahagia. Fakultas Ekonomi, sejak
beberapa bulan lalu memang sudah menjadi incaran dan kini telah ia dapatkan. Masa-masa
menjadi mahasiswa membuatnya perlu beradaptasi dengan ekstra. Bersikap layaknya
anak SMA sudah perlu dikubur dalam-dalam. Apalagi dengan umurnya yang sudah
melewati 17tahun, tak mungkin rasanya jika ia masih saja bermain-main.
Malam selalu ia
habiskan didepan laptop kesayangan. Dan blog adalah satu yang paling rutin ia
buka. Tulisan yang masih sangat biasa dengan curhatan ringan ala kadarnya. Tak
ada yang special, hanya blogger biasa. Banyak teman blogger yang dekat dengan
Athan, bahkan dari berbagai provinsi di Nusantara. Pawakan yang ramah selalu
menjadi andalan saat ia saling bersapa.
“Hahaa . . sama banget yang nyemprot pake
parfum :D
tapi aku nyemprotnya pake rapika tinggal disetrika aja deh tu semut..”
tapi aku nyemprotnya pake rapika tinggal disetrika aja deh tu semut..”
Jejak komentar Athan
di artikel milik seorang blogger asal Pulau Lombok bernama Eileen.
Itu adalah
kunjungan pertamanya di blog dengan nuansa ungu yang sudah tertebak menjadi
warna favorit si pemilik. Saat itu topiknya adalah semut. Eileen menceritakan
kejailan-kejailannya mengganggu kerumunan para semut. Mulai dari menggulung
mereka dengan lakban bahkan menyemprotkan mereka dengan parfum. Eileen terlihat
kocak dalam setiap curhatannya. Cara ia bercerita sangat santai, lucu dan
terbayang sebagai orang yang asik. Tak jarang membuat Athan harus melepas tawa.
Namun ada satu hal
yang membuat Athan sangat penasaran dengan Eileen. Ya, Eileen memang sengaja
menyembunyikan identitas yang satu ini dan identitas itu adalah wajahnya. Nampak
orang yang ramah, namun masih menjadi kerahasiaan.
***
Save As
Keabadianku.doc
and Save.
Segera Eileen
mengakhirinya. Mata yang lelah sudah memberi kode untuk menutup hari itu hingga
detik sebelum cahaya.
I will fly into
your arms
And be with you
Till the end of time
Why are you so far away
You know it's very hard for me
To get myself close to you …
And be with you
Till the end of time
Why are you so far away
You know it's very hard for me
To get myself close to you …
Suara merdu Eileen
terekam apik bersama lagu I Will Fly. Salah satu hobinya yang pantas
diperhitungkan.
“Lumayan nih kalau
di upload di soundcloud. Rekaman lama tapi masih enak di denger..”, ucap Eileen
bersemangat
Soundcloud adalah
salah satu social media kegemarannya. Mengarsipkan setiap suara merdu yang
sudah dikenal oleh banyak orang, termasuk Athan. Lagu itu adalah rekaman
pertama miliknya yang Athan dengar, sekaligus suara pertama milik Eileen yang
membuat Athan terkagum.
“KEREN! Cewek
banget suaranya”
“hihii.. kan aku
memang cewek”, balas Eileen dalam kotak komentarnya
Sejak saat itu
mereka tampak lebih akrab. Apalagi Athan juga suka bernyanyi. Mulai menemukan
perbincangan hangat dalam setiap chat. Dan perlahan mulai membuka identitasnya
sebagai Mahasiswi Matematika FKIP Universitas Mataram. Meskipun wajah Eileen
masih dalam ilusi di benak Athan.
“rumah kamu dari
terminal jauh ya? Kita ketemuan yuk, kalau aku udah mau balik ke Surabaya”
“maaf kak, aku ada kuliah jam segitu. Lagi
pula tempatnya jauh dan aku gak tau jalan, takut nyasar”, tolak Eileen atas ajakan seseorang
kepadanya via SMS.
“yah, sayang banget kita gak bisa ketemu.
Padahal mumpung lewat Mataram tapi mungkin lain kali aku bakal ke lombok lagi
sih”
Balas Damian dengan sangat menyayangkan.
Damian adalah
salah satu blogger asal Surabaya yang baru-baru ini juga akrab dengan Eileen. Keramahan
dan pemikiran yang bijak menjadikannya terlihat dewasa terpaut beberapa tahun
di atas Eileen. Eileen sangat menghargai Damian sebagai teman sesama blogger.
Sejak saat itupun Damian sering menghubungi Eileen untuk sekedar meminta saran
atau bercerita tentang hubungan dengan kekasihnya. Damian memang sudah memiliki
kekasih meskipun jarak menjadi perenggang utama diantara mereka.
Damian sengaja menyempatkan diri ke Mataram untuk bertemu dengan kekasihnya. Meskipun
waktu yang terbatas belum memberikan kesempatan untuknya bersapa langsung
dengan Eileen.
Damian mengenal
sosok Athan, begitupula sebaliknya. Damian pun mengetahui bahwa Athan juga
dekat dengan Eileen. Saat itu kedekatan Athan dengan Eileen masih sangat biasa.
Tak ada yang menandakan mereka saling menyukai. Hanya saja Athan dan Eileen
banyak memiliki kesamaan hobi sehingga terlihat begitu dekat, bahkan sebelum
Damian mengenal Eileen. Entah mengapa Damian mencurigai mereka mempunyai
hubungan yang special.
Damian sempat
memberikan kabar kepada Athan bahwa ia sudah bertemu dengan Eileen. Dengan
bangganya iya mengatakan berhasil melihat wajah Eileen terlebih dahulu
dibanding Athan. Namun Eileen membantah saat Athan bertanya langsung kepadanya.
Tak ada yang mengerti mengapa Damian berbohong, atau mungkin hanya bergurau.
Athan merasa
Damian sengaja melakukan cara-cara untuk menyindirnya agar Athan menjauhi
Eileen. Padahal Athan tak merasa mendekati Eileen dengan berlebihan. Dan Eileen
pun masih merasa nyaman dengan keberadaan Athan. Kejadian ini terjadi selang
dari Damian mengalami kerenggangan dengan kekasihnya belum lama sepulang ia
dari Lombok.
ku ingin kau menjadi milikku
entah bagaimana caranya
lihatlah mataku untuk memintamu . .
ku ingin jalani bersamamu
coba dengan sepenuh hati
ku ingin jujur apa adanya
. . .dari hati
Lagu lama bertajuk
dari hati yang sengaja Athan rekam dengan suara berat khasnya untuk Eileen.
Athan tak bermaksud lebih, hanya ingin memenuhi janjinya untuk permintaan lagu
dari Eileen. Berkali-kali Athan harus mengulang proses merekam. Suaranya memang
tak bagus, namun cukup percaya diri dalam bernyanyi.
Jam menunjukkan
pukul 11 siang
Athan ingat betul
ia memiliki janji jam 10 dengan seseorang. Namun Athan sengaja menundanya karna
segera ingin merekam lagu untuk Eileen. Athan berani mengulur karna ia merasa
janjinya tidak terlalu terburu-buru dan masih memungkinkan untuk ditunda. Janji
untuk mentraktir seseorang makan siang.
“ayo berangkat
sekarang”
“jadi atau enggak
?”
“hello…”
“laper nihh”
Beberapa kali
Athan mengirim chat namun tak kunjung ada kabar. Setengah jam kemudian Athan
mendapatkan balasan,
“gak usah deh”
“loh kenapa gak jadi?”, tanya Athan
“Lanjutin aja tadi
lagi ngapain”
Larina mengetahui
alasan Athan menunda pertemuan dengannya. Sangat terlihat ia tak menyukai Athan
dekat dengan Eileen. Padahal hubungan sebagai kekasih diantara mereka sudah
usai hampir setahun yang lalu. Athan mengerti bahwa dirinya bersalah, namun dalam posisi sebagai teman ia merasa itu hal yang wajar apalagi sebelumnya Athan sudah memberitahukan penundaan pertemuan mereka.
Larina nampak
kecewa dengan Athan. Athan tau betul Larina masih menyukainya hingga saat itu.
Tapi Athan punya alasan sendiri mengapa ia tak ingin melanjutkan jalinannya.
Setidaknya Athan tak pernah bermaksud menjauhi Larina setelah hubungan itu
usai. Dan masih menganggap Larina sebagai teman.
Siang itu rasa
lapar sudah memuncak. Melupakan janji yang Athan anggap sudah ia tepati. Dengan
sedikit senyum heran, Athan sudah menawarkan tapi Larina menolaknya. Larina hanya perlu waktu untuk merelakan, Athan mengerti
untuk itu.
***
Kicauan burung
kala pagi menjadi pengiring senyum Athan hari ini. Membuka kotak chat dengan
foto berucapkan selamat pagi dan. . .
itu dari Eileen.
Pemilik suara merdu yang ingin terbang dalam pelukan. Hanya perlu waktu untuk
membuka rahasia itu. Hingga hal ini menjadi sesuatu yang terbiasa bagi mereka.
Lagi lagi Larina
nampak jelas tak suka dengan semua ini. Sedikit kebencian terpancar dari Larina
kepada Eileen. Padahal ketika Larina mengumbar kasmaran terhadap pria lain, tak
ada sedikitpun rasa benci Athan terhadap pria yang ia sukai. Bahkan Athan
mendoakan agar mereka bisa bersama. Entah sampai kapan Larina harus bersikap
seperti itu.
Athan nampak nyaman
bersama Eileen. Begitu luasnya perbincangan mereka. Hingga akhirnya Athan
berencana untuk menemui Eileen ke Mataram. Athan memang masih mahasiswa, namun
ia sudah mempunyai pekerjaan yang cukup untuk membiayai dirinya sendiri
termasuk untuk terbang ke pulau sebrang. Dan tekatnya sudah bulat sejak pertama
kali ia mengatakan akan ke Mataram.
Sayangnya tak
sedikit teman blogger yang menganggap mereka konyol. Menyukai satu sama lain
dalam dunia maya. Semua boleh mengkritik, Athan dan Eileen menganggap itu hal
wajar. Namun mereka yang menjalani semua ini dan tak ada masalah bagi mereka.
Mereka sama-sama berada di dunia nyata, dunia maya hanyalah perantara. Mereka
punya Tuhan, dan mereka mengerti cara berdoa. Tak ada yang salah.
Semua persiapan
sudah Athan persiapkan jauh-jauh hari. Tiket pesawat, penginapan bahkan
destinasi mereka bepergian nanti sudah tercatat dengan rapi, serta tabungan
untuk bekal ia disana nanti. Athan dan Eileen merasa semua jalan lebih dimudahkan oleh-Nya. Mulai dari rezeki Athan yang tak disangka, mendapatkan tiket
promo pesawat dengan harga yang sangat murah, penginapan yang murah dan nyaman serta
tak jauh dari kediaman Eileen. Sengaja mereka memilih lokasi tak jauh dari
rumah Eileen agar bisa berkeliling berjalan kaki menikmati malam kota Mataram.
Bismillah dan Alhamdulillah sudah menjadi saksi sampai detik itu akan tiba.
***
Pagi yang cerah
Secerah semangat
Athan pagi ini untuk terbang ke Mataram. Jadwal penerbangan pagi buta tak
menyurutkan semangatnya yang semalaman tak bisa berkompromi untuk terlelap. Di
kecupnya tangan kedua orang tua menjadi doa terbesar selama perjalanan nanti.
“Bismillah. Allah
selalu memberikan jalan untuk sesuatu yang aku sebut dengan ketulusan”, bergumamnya
dalam hati.
Satu jam
perjalanan bukan waktu yang lama jika dibandingkan dengan berbulan-bulan ia
menunggu hari itu. Harus ia luangkan satu jam lagi untuk menuju kota Mataram
dengan bus kota.
“ku nikmati setiap
detik perjalanan daratku. Ku hirup baik-baik udara Pulau Lombok, lalu ku
hembuskan dengan doa agar Allah merestui”, dalam benaknya.
Sesosok pria asing
tersapu debu kota Mataram. Dilihatnya sudut persudut setiap arah mata angin.
Bahkan bayangannya pun masih memperlihatkan gerak gerik kaku. Menyeret koper
perlahan-lahan sambil memastikan sekitar. Memfokuskan setiap wanita berjilbab
disekelilingnya.
“Assalamu’alaikum…”,
kata seseorang dari belakang
“Wa’aikumsalam…
Eileen ?”, ucap Athan sedikit menunda senyum
Hanya mengangguk
jawaban yang Athan dapatkan, sembari saling bertukar senyum beberapa detik.
Menyeret langkah bersama dengan perlahan menuju penginapan yang tak jauh dari
pandangan. Sebelas hari bukan waktu yang lama untuk mereka bersua. Tapi cukup
untuk saling mengenal satu sama lain. Akan ada jutaan detik setelah detik ini,
dan mereka siap untuk bahagia.
Gemerlap malam ke
sekian di kota Mataram menjadi malam yang membuat jantung Athan tak berhenti
berdetak. Undangan makan malam keluarga Eileen membuatnya sedikit gagu.
Bernyanyi-nyanyi kecil berharap mengurangi nafas panjang yang sudah dilakukannya
berkali-kali. Di depan penginapan, ia sudah rapi menunggu jemputan dari Eileen.
“Udah siap kan?”,
tanya Eileen menggoda
“Menurutmu?”
“Emmmm, looks cute
with a pale in your face”
“NYAKIT!!. . .”
Hembusan angin malam menggandeng Athan dengan erat, menemani langkah mereka berdua
sampai ke depan teras rumah Eileen.
“Assalamu’alaikum
. . .”
Lalu terdengar
sayup jawaban salam dari dalam rumah. Tanpa menunggu pintu terbuka sepenuhnya,
sesegera mungkin gerak reflek salim Athan lakukan. Iya, itu ibu dari Eileen,
nampak ramah dan sangat menyambut kedatangan Athan. Melangkah setiap lantai
rumah dan bertataplah Athan dengan orang-orang yang selama ini hanya ia tau
dari cerita Eileen. Ada Bapak dari Eileen, kak Arsyad si jago fisika dan Dini
si ABG labil.
Malam itu tak
seburuk yang Athan bayangkan. Menikmati kehangatan di tengah keluarga harmonis.
Cerminan masa depan yang baik.
Seusai sholat isya’,
Athan masih asik bercengkrama dengan keluarga Eileen sambil sesekali
menceritakan tentang keluarganya di Bali. Senyum-senyum Eileen mengundang
penasaran Athan apa yang sedang ia perhatikan di depan laptop. Kenangan tak
berharga tapi sangat berarti. Foto mereka yang terlihat sangat akur, tak
seperti kritikan tentang cinta konyol dalam dunia maya.
Tak lama Eileen
bergegas membantu ibu mencuci piring kotor makan malam tadi. Saat ini laptop
sepenuhnya dalam kuasa Athan, memandangi satu persatu foto mereka lalu membuka folder-folder yang ada kemudian . .
Klik klik dan klik
. .
Nampak sebuah file
berjudul “Keabadianku.doc”
Silaunya lembar
kerja yang putih menjelaskan isi perdetail file tersebut dengan jelas.
“Aku akan membuat cahayamu lebih terang”, Athan membatin
***
Senja hari
kesepuluh, bukanlah senja terakhir untuk mereka. Akan ada waktu yang segera mereka tebus setelah kenangan ini.
Sepoinya angin pantai
menyeret ombak, menerbangkan rambut dan mematahkan beberapa diantaranya.
Mematahkan kalimat pesimis mereka diluar sana. Tergenggam hangatnya jemari berlapis
jingga, walaupun akan terpaut waktu untuk menemukan sidik yang sama.
“Jangan khawatir
cahaya
orang-orang
melempar batu pada sesuatu yang bersinar
hidup membuat
cinta terlihat sulit
tapi cinta ini
milik kita
Tuhan telah
menunjukkan bahwa aku adalah abadi yang kau cari. Athan, iya Athan berarti
abadi dalam Yunani. Dan keabadian itu adalah kita. Eileen dan Athan, cahaya
yang abadi. . .”
NOTE : FIKSI
entah napa gue jd penasaran sama si damain :)) Haha.
ReplyDeletekata2nya bagus ges. Siapapun yg jd Athan dan Eilen. Si A dan si E moga mreka bahagia deh :)
"Tergenggam hangatnya jemari berlapis jingga, walaupun akan terpaut waktu untuk menemukan sidik yang sama...."
ReplyDeleteThat's why mereka harus bisa bersahabat dengan waktu.
Sabar menunggu, hingga akhirnya mereka benar-benar bisa bersatu.
Mereka punya Tuhan, dan mereka mengerti cara berdo'a :'')
Semoga mereka bahagia ~u,u~
jadi penasaran sosok athan yang aslinya itu siapa
ReplyDeletewah semoga bahagia ya kak A dan E ~
ReplyDeletesepertinya saya sudah bisa menebaknya :D hahaa
Damian, Larina, athan dan Eileen adalah sosok yang gue kenal :D
ReplyDeletejadi ini cerita kenapa lo ngilang ges ????
atau gimana ??
Larina adalah F.
Athan adalah O
Eileen adalah E
Damian adalah G
kita sebagai temen blogger juga gak terlalu Tabu banget kok, menganggap Cinta Dunia Maya adalah hal yang wajar. semua orang berhak merasakan Cinta dimanapun ia berada.
Yang kita gasuka adalah kemunafikan kalian sama kita.
gapernah mau ngaku kalo kalian emang ada rasa -_-
seakan menutup2i padahal udah ketauan.
padahal saksi percintaan kalian kan adalah kita.
harusnya kalian gak Menyangkal dong. dan gak ngeles -_-
anyway, semoga kalian selalu bahagia :)
AJAIB! itu yg pertama kali muncul di otakku selesai baca tulisanmu. Jatuh cinta itu bahagia, apalagi menemukan pasangan yg pas. Walaupun dengan jalan yg ngga terpikirkan oleh logis.
ReplyDeleteso sweet banget
ReplyDeleteseru ceritanya
ReplyDelete